Kisah ini merupakan kisah yang sudah sangat tua sekali. Yang diceritakan dari orangtua ke anak-anaknya selama ratusan tahun. Cerita ini sangat sedih, tetapi menggugah para pendengarnya, dan meninggalkan bulu kuduk berdiri…
Pada zaman dahulu, di sebuah desa kecil yang sangat indah, tinggalah seorang gadis bernama Maria. Konon Maria disebut-sebut sebagai wanita paling cantik di seluruh Spanyol. Karena kecantikannya itu dia merasa dia lebih baik daripada siapapun.
Ketika semakin bertambah usianya, kecantikannya juga terus bertambah, seiring keangkuhannya. Dia merasa pemuda-pemuda di desanya tidak pantas untuk mendampinginya. Ya, dia ingin menikahi pria yang paling tampan di dunia.
Pada suatu hari, datang seorang pria ke desanya. Mungkin pria ini merupakan pria yang selalu dia dambakan. Pria itu menunggang kudanya dengan gagah. Dia berasal dari daerah selatan yang terkenal dengan padang luasnya. Kebetulan dia anak seorang pemilik peternak kuda yang kaya. Jadi tidak mengherankan jika dia sangat ahli menunggang kuda. Bahkan kuda jika sudah terlalu jinak, dia akan ganti. Dia akan menggantikan kuda yang liar. Kuda yang masih separuh jinak lebih pantas untuk dirinya. Begitulah kira-kira pemikiran sang pria.
Dan begitulah dua orang ini merajut cinta dan menikah. Maria melahirkan dua anak. Beberapa tahun setelah menikah, sang suami yang karena memang senang berpetualang, memutuskan keluar lagi meninggalkan sang istri dan dua anaknya.
Sang suami hanya beberapa bulan pulang sekali. Diam-diam sang suami sudah memiliki kekasih lain di tempat lain. Kekasih yang tidak kalah cantik dan berasal dari keluarga kaya juga sehingga tingkatannya sederajat, tidak seperti Maria yang berasal dari desa kecil.
Setiap kali pulang sang suami hanya menengok anak-anaknya, dia sama sekali tidak mempedulikan Maria. Maria jelas sangat marah. Tetapi dia pendam kemarahannya itu. Begitu terus menerus selama beberapa bulan.
Hingga hari naas itu terjadi. Suatu hari Maria mengajak anak-anaknya berjalan di tepi sungai. Sang suami menunggangi kereta kuda datang. Kali ini ada seorang wanita cantik duduk di kereta suaminya. Seperti biasa sang suami datang tanpa menyapa Maria langsung menggendong anaknya dan bermain-main. Setelah itu, sang suami pergi lagi.
Maria yang terus memendah kemarahannya, akhirnya meledak juga. Dia langsung melempar kedua anaknya ke sungai yang mengalir deras. Dalam sekejap dua balita itu tidak kelihatan lagi.
Tiba-tiba Maria baru menyadari apa yang dia lakukannya. Tetapi sudah terlambat nasi sudah menjadi bubur. Anaknya tidak kelihatan sama sekali. Maria berlari terus menyusuri sungai yang mengalir. Setelah tidak tahu apa yang harus dilakukannya, dia melompat ke sungai. Tidak ada penduduk desa yang bisa mencegahnya.
Beberapa hari kemudian seorang pemburu, menemukan mayat perempuan di hilir sungai. Setelah dikonfirmasi oleh kepala desa, memang benar itu adalah jenazah Maria. Akhirnya Maria pun dimakamkan.
Tetapi… Pada malam pertama dia dimakamkan, di desa itu langsung terdengar suara tangisan wanita yang memilukan yang mencari anaknya. Hantu wanita itu berpakaian putih. Sama persis dengan pakaian yang dikenakan Maria saat dimakamkan. Semenjak itu orang-orang memanggil hantu wanita itu La Llorona, wanita penangis. Anak-anak selalu diwanti-wanti agar jangan keluar malam-malam, sebab La Llorona sedang mencari anaknya. Siapa tahu, dia akan menangkap anak yang sedang berkeliaran?
loading...