-->
Ads Kiri Khusus Desktop

POCONG SUMUR TUA

Generating Link...
loading...
loading...

Namaku adalah Saskia,gadis 16 tahun,seorang remaja yang bisa dibilang kurang bisa menikmati masa remaja dengan normal,bahkan bisa dibilang aku kehilangan masa-masa indah itu,30 persen waktuku aku gunakan buat belajar disekolah sedangkan 70 persen lainnya aku gunakan untuk membantu ibuku,ya ibu tiriku.Muryati,super duper galak,dia bekerja sebagai tukang jahit,dan aku bertugas mengantarkan jahitan yang sudah selesai dikerjakannya.Walau galak dia tidak pernah kejam seperti di sinetron-sinetron,tidak pernah memberiku makanan basi,tidak pernah mencambukku dan hal-hal sadis lainnya,aku menyebutnya galak karena hampir tiap hari aku tak luput dari omelannya,selalu saja ada yang tidak berkenan dihatinya sehingga aku didampratnya.
Karena sudah 5 tahun setelah kepergian ayahku aku mulai mendapat bentakan darinya sehingga membuat hal semacam itu sudah terbiasa dan tak menjadi soal bagi gadis krempeng seperti aku.
Aku juga mempunyai saudari tiri yang usianya sama denganku,namanya Gwen dia juga satu sekolah denganku,dia kujuluki ratu pesolek,karena setiap menit dia selalu nampang didepan kaca,dan berdandan,koleksi baju-bajunya juga segudang,belum lagi asesoris dan semacamnya.karena dia anak kandung dari ibu tiriku,wajar saja Gwen menjadi anak kesayangannya,karena pernikahan dengan ayahku tak memberikan dia keturunan selanjutnya.
Hampir tiap hari kami selalu bertengkar,ada saja masalah yang kami ributkan,nampaknya dia hendak menyingkirkanku dari rumah kami tinggal.
Belum lama ini dia membuatku dimarahi habis-habisan oleh pak kepala sekolah karena memecahkan piala kejuaraan cheer leader yang sebenarnya Gween yang mendorongku sehingga mengenai piala tersebut.
Jika dihitung-hitung ada semilyar lebih kejahilan yang dia lakukan kepadaku.
Walau demikian aku tidak ada niat untuk membalas kelakuannya,hal itu malah akan membuatnya semakin girang ,soalnya tujuan dia melakukan hal-hal itu adalah membuatku marah.Aku ga mau dia merasa sukses ,jadi setiap dia jahil aku cuek saja.
Siang yang amat panas ini aku seperti biasa menggenjot sepedaku mengitari kampung untuk mengantarkan jahitan yang sudah diselesaikan ibu tiriku,hari ini lumayan banyak pakaian yang harus aku antarkan jadi aku harus cepat-cepat menyelesaikan tugas ini sebelum gelap.
3 alamat sudah berhasil aku kirimkan jahitannya,tinggal 20 lagi,waow ga kebayang gimana capeknya badanku pas pulang nanti,apalagi tidak ada kendaraan lain selain sepeda onthel pemberian almarhum bapakku pas aku naik kelas beberapa tahun silam,
,"selamat siang buk,ini pakaiannya sudah jadi,"kataku kepada salah satu pemilik jahitan yang sudah menyambutku dihalaman rumah.
Mukanya tampak girang setelah dia melihat jahitan ibuku yang sesuai dengan harapannya,ibu gendhut aku biasa memanggilnya,karena postur tubuhnya yang memang seperti itu,dia merupakan langganan tetap kami dan salah satu yang paling berjasa mempromosikan usaha ibuku,yah sebagai tukang gosip dia banyak membicarakan hasil jahitan ibuku yang memuaskan kepada teman-temannya,dampak positifnya ibuku kebanjiran order dan dampak negatifnya aku yang kecapekan membawa barang sebanyak ini setiap kali mengantar.
Setelah uang aku terima,aku langsung bergegas melanjutkan rute selanjutnya,ga lumayan jauh,sudah beberapa kayuhan saja sudah sampai ditempat.
,"wah bagus sekali,ibumu memang penjahit top ,"kata ibu Tantia
,"heheh iya buk,ibu saya memang tidak mau mengecewakan para langganannya,beliau memperhatikan setiap detai dari keinginan semua langganan,"jawabku
,"ayo masuk dulu nak,kamu kelihatannya haus gitu,"
,"oh iya makasih sebelumnya buk,kebetuylan saya memang haus banget,".
Aku kemudian duduk diberanda rumah ibu Tantia,disana disediakan kursi yang terbuat dari rotan,walau agak keras tapi nyaman,didepannya ada meja kayu,diatasnya tersuguh pisang,lebih tepatnya lagi pisang yang sudah dimakan alias sekarang hanya tinggal kulitnya saja.beberapa kali aku menarik nafas dan menghembuskannya berulang kali dalam-dalam,sungguh nyaman sekali berada disini.tidak ada bentakan,tidak ada Gween,aku pengen deh diangkat anak oleh ibu Tantia,
Beberapa saat kemudian ibu-ibu itu kembali sambil membawa minuman dan sedikit kue kering .
,"makasih loh buk jadi merepotkan,"
,"ah hanya air putih sama kue kok,lagian sekalian kamu komentari gimana kue buatan ibu,"
,"enak..enak banget buk,saya ga pernah makan kue seenak ini sebelumnya suer dech,"
mendengar pujian dari mulutku ibuTantia tersipu-sipu malu seakan membanggakan diri dan hendak berkata ,"jelas donk saya ini kan jago masak ,".
Setelah aku habiskan beberapa potong kue dan berterima kasih aku Bergegas mengayuh sepedaku dan melanjutkan mengantarkan jahitan selanjutnya.
Rasa bosan mulai menggelayuti pikiranku,ingin protes kepada ibu kenapa hanya aku yang melakukan tugas ini kenapa tidak gantian dengan Gwen? Tapi pasti protesku akan disambut seribu omelan,cacian dan blah.blah.blah,
Apa aku buang saja semua jahitan ini ya,kemudian aku kabur dan mencari pekerjaan,tapi kerja dimana?gadis seusiaku ini paling-paling jadi psk.
**********
Beberapa meter sebelum aku sampai dirumah ibu Lasmini,tempat aku mengantarkan jahitan selanjutnya aku melewati sebuah rumah tua,hampir seluruh bagiannya terbuat dari kayu yang sekarang sudah nampak usang,memiliki pintu tepat ditengah rumah.Di berandanya teronggok bangku yang sudah ambruk,disebelahnya terdapat meja besi karatan penuh dengan sarang laba-laba.
Bulu romaku berdiri tatkala semakin lama aku memandangi rumah itu,apalagi dikanan kirinya hanya ada lahan kosong ,sisanya adalah pepohonan yang masih hijau.Tak sanggup aku membayangkan jika harus melewati tempat ini malam-malam.
Rumah tersebut berada di pojokan jalan,sehingga saat aku melewati tikungan aku bisa melihat bagian belakangnya yang tanpa pagar.
Ada sebuah bangunan yang sepertinya itu adalah sumur,sumur yang masih tradisional,lumayan besar namun sudah tertutup lumut dan tumbuhan menjalar .sedang disamping sumur tersebut berserakan batu bata bekas bangunan yang telah ambruk,mungkin itu adalah kamar mandinya.
Tak seberapa lama kemudian muncul orang berbodong-bondong membawa tambang dan tangga,mereka lewat begitu saja didepanku yang sejak tadi sibuk memperhatikan bangunan angker tersebut.
Karena kaget dan jarak mereka terlalu dekat aku tak mampu menge rem dan akhirnya aku menabrak sala satu diantaranya.
GEDUBRAKKKKKK
,"Aduhhhhh", rintihku
Aku jatuh kesamping,semua jahitanku jatuh disebelahku
tragedi jatuhnya aku tak membuat orang-orang berhenti,mereka tetap saja melanjutkan aksinya yang entah mau apa,sementara orang yang aku tabrakpun juga tak bereaksi,walau dia ikut jatuh dia segera bangkit dan mengikuti gerombolannya.
,"dasar,jaman sekarang sudah hilang jiwa tolong menolongnya,"setelah beberapa menit aku terkulai dan hendak bangkit tiba-tiba dari arah samping kanan terjulur tangan yang hendak memberiku pertolongan,
."maaf ya kami sedang terburu-buru,kamu tidak apa-apa kan? ,"kata seorang pemuda berkulit sawo matang.
aku meraih tangannya dan segera bangkit.
,"iya aku tidak apa-apa,makasih ya,"
Pemuda itu memakai topi berwarna merah,kaos hitam dan celana 3 perempat berwarna biru,setelah membantuku bediri dia membantu merapikan jahitanku yang ikut terjatuh tadi.
,"ada apa sich kug kya maw demo gitu,"tanyaku penasaran
,"itu,ada orang meninggal masuk kedalam sumur rumah tua diseberang,"
,"hah???kug bisa?,"
,"aku juga belum begitu tahu penyebabnya,hanya ini mau memastikan kejelasaanya,"kata pemuda itu sambil berlari kearah kerumunan orang yang sudah sampai disumur tua tersebut.
beberapa saat kemudian jalanan menjadi ramai,laki-laki,perempuan dan anak-anak berhamburan ingin menyaksikan peristiwa naas itu,saking ramainya aku hanya bisa menuntun sepedaku melawan arus manusia yang luar biasa ramai.
tak ada niat sedikitpun untuk bergabung dengan mereka,aku sangat takut sekali melihat jenazah,ada rasa trauma saat aku melihat jenazah bapakku beberapa tahun silam.
Pelan-pelan aku melewati satu-demi satu manusia yang silih berganti menghampiri tkp,sesekali aku memperhatikan mimik muka mereka.
salah satu wajah yang sedikit menyita perhatianku adalah wajah seorang waninta yang usianya mungkin sama dengan ibu tiriku,dia tidak ikut seperti yang lainnya,hanya duduk dikursi goyang diberanda rumah,memakai syal berwarna coklat dengan rambut terurai,wajahnya pucat matanya kosong ,pikirannya seperti melayang takkaruan.
Disuasana yang begitu ramai dia sama sekali tak terpengaruh,layaknya balita dia asyik dengan dunia lamunannya,sesekali dia meremas remas pelan jemari keriputnya,bibirnya juga terlihat komat-kamit,entah baca mantra ato sedang bersenandung.Langkah kakiku yang kala itu sedang menuntun sepeda semakin pelan dan semakin pelan,memperhatikan sosok separuh baya itu.
,"mak ada tambang?,tambang yang dibawa temen-temen kurang panjang,"kata pemuda bertopi yang sempat menolongku membangunkan lamunan wanita yang sedang kuamati sejak tadi .
,"ada dibelakang didekat lemari pamanmu menyimpan perabot yang sudah tidak dipakai,"jawab siperempuan tanpa sedikitpun mengubah posisi pandangannya.
sipemuda langsung bergegas kebelakang,beberapa menit kemudian dia kembali dengan seutas tambang yang lumayan panjang,digenggam ditangan kanannya sedang ditangan kiri dia sibuk mengelap keringat yang sudah mulai membanjiri dahi.
beberapa langkah setelah keluar dari rumah yang dipanggilnya emak tadi dia sempat menoleh kearahku,sambil melemparkan senyum kecil,akupun membalasnya dengan senyuman yang kecil pula.langkahnya cepat dan sigap seperti tim SARS sesampainya didekat sumur salah seorang temannya langsung mengambil alih tambang yang kemudian disambungnya,sipemuda yang belum akutahu siapa namanya itu segera membelitkan tambang mulai dari ujung beberapa lilitan yang kemudian diakhiri dengan membuat simpul erat dipinggangnya,pelan-pelan dia menuruni sumur yang walau dari kejauhan masih terasa nuansa angkernya.beberapa temannya memegang ujung tambang yang satunya,terdengar keras suara orang-orang itu
,"trusssss.trusssss pelan-pelann,trussss trussss,"
Aku bergidik dibuatnya,telapak kakiku terasa kesemutan melihat adegan yang biasanya aku tonton ditelevisi itu.bagaimana jika pemuda itu juga tewas didalam sumur,bisa-bisa akan ada dua mayat donk,trus jika ada yang mau menolongnya kemudian tewas lagi bisa bisa jadi tiga mayat dan begitu seterusnya,,ihhhhhhhh kug jadi serem gini ya ...
,"heh comel,''
suara yang ga asing ditelingaku,bebrapa detik kemudian aku menyadari bahwa itu adalah suara.
,"gwennnnn?,"aku menoleh kesebelah kanan,ternyata benar itu adalah siratu pesolek Gwen saudari tiriku,sedang apa dia disini.
,"kalo kerja tu yang bener,jangan kayak siput ajah,kalo gini kapan kelarnya,ini masih banyak yang blum lho anter,"kata Gwen sambil berjalan kearahku.
,''iya nyoooonyaaaaaaa besaaaaarrrrrrr,"jawabku sambil hendak menaiki sepeda,sebelum pantatku nempel disadel Gwen menarik boncengan kendaraan tradisionilku itu sehingga aku sempoyongan dan hampir jatuh tuk kedua kalinya,untung reflekku bagus sebagus Peter Parker si spiderman.sebelah kakiku kujejakka kebumi dan kembali kupacu sepedaku jauh meninggalkansi sumber kesialanku itu.
,"dasar gilaaaa,"celotehku untuk Gwen
*******************
Udara sudah mulai dingin,lampu-lampu jalanan sudah tampak menyala,pertanda hari sudah mendekati malam,perutku juga sudah berkotek-kotek,kerongkonganku panas kering bak gurun sahara,ingin sekali aku mampir kewarung dengan meminjam sedikit upah jahitan yang kuterima dari langganan ibuku tapi aku urungkan,mengingat ibuku orangnya sangat teliti dan perhitungan sekali,mana mungkin dia akan mau menerima upah jahitannya berkurang walau hanya untuk mengisi perutku,dia lebih memilih aku mati kelaparan ditengah jalan dari pada mendapati upah jahitannya berkurang.
lebih baik aku bergegas pulang saja dan menghajar laparku ini dirumah dari pada kena omel,setelah melihat keranjang yang kutempatkan diboncengan belakang seedaku sudah habis,maka aku mengira semua tugasku sudah habis,aku putar arah dan melesat pulang,belum sempurna aku memutar ,teriakan dari rumah diujung jalan mengagetkanku.
,"udah aku tunggu-tunggu dari tadi kok baru datang,"
Seorang wanita berambut terurai panjang nan keriting tampak nongol didepan pintu,make upnya yang lumayan tebal serta gelangnya yang gemerincing membuatku ingat,bahwa dia adalah ibu kamila,yang seminggu lalu datang ketempat ibuku untuk menjahitkan baju.Dahiku mengkerut,apakah ibu tadi juga memberikan jahitan ibu Kamila yang sudah jadi ?tapi dikeranjangku sudah tidak ada lagi tuh.
,"mana????udah jadikan??ibumu sudah janji akan diantarkan hari ini,,soalnya besok mau saya pake keacara kawinan ponakan saya,"
Aku meringis,entah mau berkata apa,segera aku melihat catatan yang diberikan ibu sebelum aku berangkat tadi,dan celakanya,memang benar ada nama ibu Kamila disana,diurutan ke 20,kayaknya tadi dirumah aku menghitung jumlahnya ada 20 pas dan seharusnya memang benar ibu kamila adalah rute terakhirku,tapi mengapa dikeranjang sudah tidak ada lagi???.
otakku mulai memutar-mutar beberapa kemungkinan yang terjadi,apakah terjatuh tadi saat aku menabrak seseorang ya,tapi kayaknya tidak mungkin soalnya aku yakin benar walau sempet tercecer tapi sudah aku masukkan semuanya kekerangjang.lagipula barang segedhe itu ga mungkin bisa ketinggalan begitu saja.
"ga ada gimana sich??? ibumu kan udah janji mau diantarnya sekarang,kalo tahu gini mending kemarin aku bawa kepenjahit yang laen aja yang lebih profesional,"kata ibu Kamila langsung menghardikku tanpa belas kasihan
setelah menelan sedikit ludah dan menggaruk-garuk kepalaku aku berusaha menjelaskan.
,"ta..tadi dijalan ada orang ramai-ramai buk,ada orang yang jatuh kedalam sumur,tanpa sengaja saya menabrak seseorang dan saya terjatuh,mungkin masih tertinggal didesa itu,"jelasku dengan memasang mimik muka semelas mungkin berharap sicerewet itu mau mengerti.
bukannya mau mengerti dia malah berkacak pinggang ,menyibakkan poninya dan berkata.
,"jadi maksud kamu bajuku jatuh dijalan dan hilang gitu??pecus kerja ga sich??,"
,"bukan hilang buk,tapi ketinggalan dijalan,"
,"kalo dijalan pasti sudah diambil orang,mana mungkin barang sebagus dan semahal pakaian saya jatuh dijalan dan tidak ada yang mengambilnya,,pasti udah hilang dech,,nyesel aku bener-bener nyesel,,ntar dech aku bilang ketemen-temen yang lain supaya ga usah jahitin baju di ibu kamu lagi,biar tahu rasa,"
deg.deg.deg.deg.deggg jantungku seperti bedug idul fitri,kencengnya bukan main mendengar ancaman ibu kamila,jika ibu tahu kejadian ini dan langganannya jadi kabur,bisa-bisa aku diusir dari rumah bahkan lebih parah lagi,aku bisa digantung,
,"ja..jangan buk,,saya janti akan mengantarkan jahitan ibuk secepatnya,saya akan cari hari ini juga ,mudah-mudahan ketemu,"
,"mana mungkinnnnnn,,barang yang sudah diambil orang mana mungkin bisa dicari lagi,jatuhnya saja tidak tahu dimana ,orang yang mungut juga ga tahu siapa,trus mau nyari sampai rambutmu beruban???aku butuh baju itu besok,,,,,tahu besok ga???,"
,"iya buk saya mengerti,saya janti malam ini juga saya akan mengantarkan jahitan ibuk kerumah,tapi saya mohon ibuk jangan bilang ke ibu saya atau ke langganan-langganan yang lain ya!saya mohon!!!,"
,''okeyyy saya tunggu maksimal sampai tengah malam nanti,kalo sampai lewat tengah malam kamu tidak nongol dengan jahitan pesenanku maka kamu akan tahu sendiri akibatnya,''
Aku kembali menelan ludah,perutku yang tadinya lapar seolah kehilangan selera makan mendengar kesadisan kata-kata perempuan itu.kedua jemari tanganku menggenggam erat stang sepeda,udara disekitar tubuhku juga sempat tak terasa beberapa saat lalu.
mimpi apa aku semalam sampai-sampai didamprat habis-habisan seperti ini.
Setelah menarik nafas panjang beberapa kali dan merapikan rambutku,aku kembali menjejakkna telapak kaki ke pedal sepeda .pikiranku masih kosong,seribu harapan akan keajaiban mampir ke batok kepalaku,tak henti doa terpanjat dai bibir tipis yang sejak tadi kering ini.
,"kemana aku harus mencari pakaian itu,sudah malam pula,ya tuhan tunjukkan mukzizat mu pada yatim piatu sepertiku ini,''
krucukkkkkkk..krucukkkk
perutku berulah lagi,rasa lapar kembali menderaku,kaki dan tanganku ikut lemas,seakan kehabisan energi.
tenaga kayuhanku menurun 50 persen,di kanan kiri jalan tercium aroma aroma nasi goreng dan bakso,yang berasal dari lapak penjual kai lima.belum cukup sampai disitu aroma daging ayam yang dipanggang di kios yang bertuliskan ''Ayam bakar Mak kempot''membuat air liurku terus-terusan diproduksi.Aku hanya bisa melihat orang-orang duduk dengan nyaman,bercengkrama dengan teman,keluarga bahkan kekasih mereka sambil sesekali memasukkan beberapa suap makanan kemulut.Muka sipenjual dipenuhi senyum lebar melayni para pelanggan.
Mereka tidak tahu ada seorang gadis yang nyawanya diujung tanduk,batas waktuku hanya tengah malam nanti,jika pakaian itu tak bisa kutemukan mungkin besok aku akan berada dibawah jembatan,atau diemperan toko menegadahkan tangan sambil meminta belas kasihan orang.
kenapa aku bisa seceroboh ini,atau ini memang hari sial,,eh..tunggu..tunggu
,"Gwen,,aku tahu pasti ini ulahnya,''
Sejenak aku mengerem sepeda dan berhenti dengan satu kaki masih menginjak pedal,aku menduga dia penyebab lenyapnya jahitan ibu Kamila,tadi dia sempat menarik boncengan sepedaku dari belakang dan tanpa menoleh aku langsung ngacir begitu saja,mungkin tadi dia sempet mengambil salah satu jahitan yang aku antar.
Suara gigiku gemeletuk,aku geram bukan kepalang dengan gadis yang selalu bikin aku sial itu.tak henti-hentinya dia bikin aku susah,apa benar dia ingin aku diusir dari rumah,padahal aku tidak pernah protes sedikitpun mengenai dia yang tak pernah membantu tugaku yang diberikan ibu.
Awas saja ya,jika sampai aku benar-benar diusir dari rumah gara-gara masalah ini,aku bersumpah akan membalas kelakuannya.
****************
tuttttttttttt..tuttttttttttttt.tutttttttt
5 detik 0 detik belum juga diangkat,mukaku makin menyala bak obor olimpiade,jantungku serasa mau meledak,amarah yang meluap-luap sedikit memberiku kekuatan untuk menahan lapar.
,''haloo comeeeelllllllll,''
,''heh gadis sok cantik,aku tahu ini ulahmu kan,,cepet katakan kamu kemanakan jahitan ibu Kamila?,''
,''loh bukane kamu yang anter?kok tanya gue?,''
,''jangan banyak omong dech,lho sengaja kan bikin gue dimarahi habis-habisan ma ibu Kamila?,''
terdengar suara cekikikannya di handphone,dia selalu mengeluarkan tawa seperti itu saat berhasil mengerjaiku.beberapa detik kemudian dia menjawab.
,''makanya kalau kerja tu hati-hati,jangan pacaran aja,''
,''pacaran gimana maksud lho,tahu sendiri kan aku tadi nabrak orang dan pria itu membantuku bangun,''
,''whatever........,''
,''cepet katakan dimana kamu taruh tu pakaian,malam ini juga ibu Kamila mau jahitannya dianter kerumah,''
Tangan kiriku mengepal,jika seandainya itu saudara tiriku berada dihadapanku sekarang,sudah aku berikan kepalan manis ini untuk wajahnya yang sok cantik itu.
,''iya dech saudara tiriku,,jangan pikir aku orangnya kejam ya,,walau kita saudara tiri tapi tetep saja aku tak tega....,''
,''jangan banyak omong cepet katakan,''
,''kain ibu Kamila aku taruh di deket sumur tua,kamu tahu kan sumur yang tadi ada orang mati,cari saja disekitar situ,''
,''apa??lho gila ya???,''
Aku kaget mendengar ucapan Gwen yang menaruh jahitan itu ditempat mengerikan tadi.walau demikian ada sedikit perasaan lega soalnya jahitan itu tidak hilang.
,''terserah deh lho mau ambil atau engga,yang jelas barang yang lho cari ada disekitar situ,mending cepetan dech sebelum ada yang nemu,eh tunggu tapi gue peringatkan ya,bahwa disumur itu ada penghuninya,,,yaitu setan poconggg,,orang yang mati disumur tadi juga dibunuh setan pocong,''
Antara berani dan tidak,antara aku ambil dan aku telantarkan,pilihan yang sama-sama tidak menguntungkan bagiku,mengingat aku ini seorang pengecut stadium lanjut,mendengar kucing berantem tengah malam saja aku langsung menyembunyikan kepalaku dibawah bantal,apalagi harus ketempat angker seperti sumur yang dihuni pocong itu,terlebih lagi tadi juga ada korban tewas yang mungkin kini telah jadi hantu.jika aku kesana bisa jadi aku dikeroyok oleh setan pocong dan setan orang yang baru saja tewas didalam sumur tersebut.
Apa aku biarkan saja ya dan berusaha mengatakan pada ibu bahwa ini ulah Gwen,
mana mungkin ibu percaya dengan ocehanku,bisa-bisa emosinya berlipat ganda,mengingat Gwen itu anak kandungya dan otomatis dia bakal lebih percaya ketimbang aku yang anak tirinya.
sudahlah,kalo hanya dipikir tidak akan menyelesaikan apa-apa dihadapi saja entar apa yang akan terjadi,yang penting aku temukan dulu jahitan mala petaka itu,baru berurusan dengan pocong,semoga saja dia lagi sibuk dan enggan keluar malam ini,aminnn.
Kayuhanku semakin berat,karena arah yang kutuju melawan arus angin yang malam ini lumayan kenceng,dengan tubuh sekerempeng ini membuat semakin banyak tenaga yang kukeluarkan,keringatku berlomba-lomba berjatuhan dari ujung pipi yang mengalir dari dahiku yang sudah tampak ada lima jerawat.
lampu-lampu jalanan menjadi sumber peneranganku yang utama,
heran deh,dari tadi tidak ada satupun orang yang lewat saat aku sudah memasuki batas desa.
semua pintu juga ditutup rapat-rapat,tak ada satu batang hidungpun yang nongol diperumahan walau sekedar ngumpul bersama tetangga.apa ini gara-gara sumur tua itu ya,
Gawat dech jika memang sumur itu seseram ini sampai-sampai membuat warga sebegitu ketakutan,maka aku benar-benar dalam bahaya.Jika ada apa-apa lalu aku minta tolong kemungkinan besar tidak akan ada warga yang berani menolongku,paling-paling keesokan pagi baru maw menolong,itupun menolong mengeluarkan mayatku dari lubang sumur pocong itu.
Akhirnya aku sampai setelah setengah perjalanan ditemani pikiran paraoidku tentang kematian,pocong dan omelan ibu tiriku,aku memarkir sepedaku sembarangan,karena sudah tidak berpikir lagi tentang keamanan kendaraanku itu,toh tidak ada satu manusiapun disini,jadi malingpun sepertinya takut berkeliaran ditempat ini.
sekarang aku berada 100 meter menuju sumur tua,gilaaaaa gelap banget,tidak ada penerangan sedikitpun ditempat itu,hanya pantulan dari lampu jalan yang sedikit membantu pandanganku walau hanya samar-samar.angin masih berhembus kencang,bersahutan dengan suara jangkrik dan sesekali suara burung gagak berkoar-koar diangkasa.
aku menengok kanan dan kekiri berharap ada seseorang pemberani yang mau aku mintai tolong.Tapi nihil,pandanganku hanya menangkap rumah-rumah yang terkunci dari dalam,dan sumur itu.
putus asa,aku mengumpulkan segenggam keberanianku dan mulai melangkah sejengkal demi sejengkal,sambil menggigit bibir bawahku,bayangan demi bayangan serem mapir di ujung mata,kedua tanganku dingin,tapi tak kuhiraukan,kakiku juga terasa berat sepertinya melanjutkan ekspedisi konyol ini.
tiba-tiba aku ingat film horor yang diputar ditelevisi,biasanya setan suka ngangetin dari belakang,
langsung aku nengok kebelakang secepat kilat,sambil menutup mata dengan satu tangan,,
alhandulillah,tidak ada,sedikit lega aku melanjutkan langkahku kali ini sedikit kupercepat,degup jantungku menggema jelas sampai ketelingaku rasanya,bulu kudukku tiba-tiba berdiri kokoh,perasaan tidak enak mulai menyerbu nuraniku,tulang belulangku serta urat-uratku kaku luar biasa,ini pertama kali kurasakan,,apakah ini pertanda ajal akan menjemputku??tuhannn jangan biarkan aku mati ditempat kayak gini,paling tidak aku pengen mati dengan khusnul khotimah.
Aku menatap kelangit,seolah aku ingin berbicara dengan pencipta alam semesta sampai-sampai aku tidak memperhatikan jalan dan
GEDEBUGGGGGGGGGG.......
kakiku terjegal sesuatu,beginilah kalau memiliki tubuh kecil nan krempeng sedikit saja sudah terjerembab.
Aku jatuh tersungkur tengkurap.mulutku mengaduh,rerumputan menjadi alas wajahku mendarat,
,''aduhhh,apa sich ini,kug ada ditengah jalan,''
Aku menoleh kebelakang,pandanganku belum terbiasa dengan sinar yang ala kadarnya,penasaran aku merangkak kembali kebelakang ingin tahu apa yang membuatku terjungkal.
akumerabanya,sesuatu yang sedikit keras dan kenyal,terbungkus sesuatu,sepertinya kain,aku mulai menelusurinya dari ujung yang satu ke ujung yang lain,tak paham apa ini sebenarnya..apa ini kain jahitanku yang disembunyikan Gwen disini ya?tapi kug panjang dan tebal.
JLEGERRRRRRRRRRRRRRRR,,petir menyambar diangkasa aku kaget dan lebih mengagetkanku adalah ,yang sedang aku raba-raba itu adalah sesosok tubuh,bukan sesosok tubuh biasa tapi tubuh yang sedang dibungkus kain kafan usang alias pocong,matanya melotot kepadaku.
Pocong itu tergeletak miring,sedang aku jongkok dan memegang bahunya,wajah nya dan wajahku hanya berjarak beberapa senti.Nafasku sesak paru-paruku seperti gagal fungsi,syarafku tak bisa berfungsi seperti sedia kala rasanya,inikah pocong?
Tubuhku gemetar dari ujung kepala sampai ujung kaki,gigi-gigiku juga gemeletuk saling beradu,mataku melotot seperti mau copot,sosok yang amat menyeramkan yang biasa kusaksikan di film-film horor kini berada didepanku,bukan hanya didepan aku bahkan menyentuhnya,wajahnya yang amat rusak terpancar aura dingin dan amat jahat,sorot matanya yang sesekali kulirik mengisyaratkan bahwa aku seharusnya tidak datang kemari.
Aku ingin berteriak histeris berharap membangunkan semua penduduk lalu berbondong-bondong kesini,tapi faktanya,rasa lapar dan dahagaku membuat tenggorokannku mati rasa,aku sudah membuka mulutku lebar-lebar tapi tak ada suara sedikitpun yang keluar,hanya udara tersendat-sendat yang keluar dari sana.
Sipocong terus-terusan melemparkan pandangan dingin kearah wajah pucatku,dia tak bergerak sama sekali seperti onggokan batu bata yang berserakkan ditempat itu.
Setelah lumayan lama aku gugup,aku menggeser sedikit demi sedikit tanganku yang sejak tadi tanpa sengaja mampir kepundaknya,pelan-pelan sambil memperhatikan apakah dia akan bereaksi,dan ternyata tidak,dia masih saja diam,menyadari hal itu aku melanjutkan menjauhkan telapak tanganku dari bangkai dibalut kain putih tersebut.
baru kali ini aku merasakan satu detik menjadi begitu kian lama....
saat sudah lumayan jauh aku langsung secepat kilat memboyong tubuhku menjauh dan lebih jauh lagi meninggalkan primadona film horor itu.
aku berlari entah menuju kemana,pandanganku masih ala kadarnya,lampu-lampu perumahan warga hanya mampu kulihat dari jauh,kepalaku kutolehkan ke kanan,kekiri dan kebelakang ,waspada apakah pocong itu mengejarku.
aman,hanya aku sendiri yang berlarian di malam yang gila ini,kakiku sempoyongan hampir membuatkku mencium aspal,
hosh...hosh..hoshhhhh nafasku berat,rasanya paru-paru yang berada didalam dadaku hamppir meledak,wajahku semakin pucat,hampi sama seperti mayat.
Sebenarnya aku ingin pingsan saja dalam kondisi seperti ini tapi anehnya,walau aku ketakutan setengah mati kesadaranku masih sempurna,apa jangan-jangan aku ini anti pingsan ya..waduh gawat ini.tak seperti di tv-tv jika ketemu pocong bisa seenaknya pingsan,bangun-bangun sudah pagi,tapi kenyataanya aku masih sadar bugar,apa setan itu bermaksud membuat jantungku copot,paru-paruku meledak.
aku menarik beberapa nafas panjang,sedikit menengadahkan mukaku kelangit ,berharap sedikit rileks
ckiiiiiittt,ckiitttttttt,ckiiittttttttt
terdengar suara sepeda yang dikayuh,itu sepertinya sepedaku,,tapi siapa yang mengendarainya,dan dimana??
depan ,belakang kiri kanan,hanya terdengar suara tapi tak ada penampakannya.
mungkinkah pendengaranku sudah rusak,sepertinya tidak mungkin.
karena penasaran aku kemudian berjalan ketengah jalan sambil tetap waspada.
kabut yang lumayan tebal tiba-tiba terlihat dari arah belakang,seketika aku menoleh,suara itu makin lama makin dekat,dan makin dekat lagi,ohh tidak...
pocong itu kembali terlihat,dia tampak bertengger diboncengan sepedaku,masih dengan tatapan tajam dia terus menatapku,sementara sepeda tuaku berjalan ke arahku tanpa dikayuh.
ckit,ckit,ckit,ckitckit,makin lama semakin cepat,dan semakin cepat itu pula aku berlari kedepan,suaraku masih tak bisa keluar walau sekedar untuk berteriak,tenggorokanku hanya mampu menelan ludah sesekali,oksigen yang kuhisap serasa tak bersahabat,tiap kali kuhirup hidungku terasa perih,
jenarku mengepal rapat,sedikit membuatku kuat memacu kakiku yang entah mau kuajak kemana,
beberapa langkah sekali aku menoleh kebelakang,pocong itu masih ada dan terlihat manggut-manggut diatas sepedaku.
beberapa saat kemudian,entah apa yang terjadi dia tiba-tiba menghilang,walau demikian perasaanku masih belum yakin jika dia benar-benar berhenti menakut-nakutiku,saat ini aku didera perasan capek yang amat luar biasa,keringatku berliter-liter jatuh didahiku,bajuku juga basah kuyup seperti habis tercebur ke got belakang rumah,
Kemudian aku beristirahat di sebuah pos ronda,tapi tetap tidak ada tanda-tanda kehidupan,aku berbaring sambil mengusap-usapkan wajah dengan kedua tanganku,sebentar aku memejamkan mata lalu kubuka kembali,
awwwwwwwwwwwwwww..akhirnya suaraku keluar juga,teriakan spontan itu keluar saat aku melihat pocong yang tadi mengejarku kini berada di atas langit-langit pos ronda ,dia mengintipku dari atas sana,
teriakaanku semakin keras saat dia menjatuhkan diri dan hampir menimpaku.
**************************
Pelarianku berakhir saat aku melihat cahaya terang benderang ditengah pemukiman penduduk,senyum merekah dibibirku,air mataku jatuh tak terasa,dalam batinku aku berkata "aku selamat",aku langsung bergegas menerobos masuk lebih jauh kedalam sinar itu,dan dugaanku benar ada orang hajatan,ada begitu banyak tamu undangan yang hadir,
,"lhoh kog baru datang,kami sudah menunggu anda?,"tanya seorang laki-laki mengenakan batik,setelah menjabat tanganku dia menggiringku duduk disalah satu kursi.aku heran,padahal aku disini untuk mencari pertonlongan,tapi mengapa aku jadi tamu undangan,dan maksud bapak-bapak tadi bahwa aku telah ditunggu itu apa?.
ternyata ini adalah acara pernikahan terlihat kursi pengantin dan mempelai wanita sedang duduk disana,
,"hah..?,"aku sepertinya mengenali pengantin wanita itu.kalau tidak salah dia adalah wanita tua diatas kursi goyang yang kulihat tadi pagi,saat ada tragedi orang tewas di sumur,tapi dia terlihat lebih muda.apakah aku tidak salah lihat.
aku berulang kali memperhatikan sekeliling apakah ini halusinasi atau memang aku sedang berada dalam suatu acara resepsi.
kupejamkan mataku lalu kubuka kembali aku ulangi beberapa kali tapi tetap sama,aku memang benar berada dalam suatu pesta pernikahan.
,"neng yang punya sepeda berwarna biru?,"tanya salah seorang ibu tua yang memakai kebaya hijau kepadaku.
,"i..iya bu,"jawabku parau,aduh jika sepeda ini sudah sampai disini berarti pocong sialan itu juga ada disini.
,"tolong dipindakan ya,soalnya menghalangi para tamu,"
Aku kembali gusar,sontak jentungku kembali berpacu,aku sudah lelah dikejar-kejar pocong.tapi disinikan banyak orang pastinya dia tidak akan berani muncul.
,"ayo neng dipindahkan dulu,"
,"iya bu,"aku tersenyum kecil dan terpaksa aku kembali keluar ruangan.
sesampainya diluar aku terheran-heran karena tidak ada sepedakuku dimana-mana,tadi kata ibu tua itu sepedaku menghalangi jalan,yang dimaksud menghalangi dimana?.
ketika aku menoleh untuk menanyakan letak sepedaku tiba-tiba kerumunan orang-orang itu lenyap ,tidak ada tanda sedikitpun bahwa tadi baru saja digelar pesta perkawinan.tempat yang tadi terang benderang berubah seratus delapan puluh derajat menjadi pekarangan gelap gulita,
,''astaga..aku kembali kesumur tua tadi,''pekik ku dalam hati,hampir putus asa aku dibuat dengan keadaan ini,buat apa aku capek-capek lari toh akhirnya aku kembali lagi ke tempat ini,aku pasrah saja deh,apapun yang akan diperbuat oleh setan pocong itu aku ikhlas,mungkin perjuanganku mempertahankan nyawa yang mungkin belum aku manfaatkan untuk banyak membantu menolong orang lain.
,''tolonggggggg..,''
aku terhenyak,sedikit merinding lalu menoleh kebelakang,dibelakangku tepat sumur sialan itu,tapi kini pemandangannya sudah berbeda,aku melihat sesosok laki-laki yang sudah dewasa tergeletak sambil memegangi tambang ,tubuhnya disandarkan kebibir sumur.pelan-pelan kudekati,walau aku belum yakin apakah dia itu manusia ataukah setan namun hatiku mengatakan aku harus mendekati laki-laki itu.
,''tolong aku,''
,''anda kenapa?,''tanyaku
,''aku ingin mengambil cincin kawinku yang tercebur kedalam sumur yang tak sengaja aku jatuhkan,hari ini aku akan menikah,tapi penyakit jantungku kumat aku tak sanggup berdiri,''kata laki-laki berwajah lumayan tampan itu sambil sedikit tersengal
,''aduh gimana ya,,sudah tidak ada satu orangpun yang bisa kita mintai tolong,tapi tunggu sebentar saya akan coba ke rumah warga,''
,''tidak ada waktu lagi,tolonglah,walau agak gila tapi bisakah kamu menolongku mengambilkan cincin saya,saya akan memegangimu dari sini dengan tambang ini,keadaanku tak memungkinkan untuk mengambilnya,''
,''apa????tidak mungkin saya ini gadis lemah,tidak mungkin bisa melakukan hal itu mas.,''
,''kamu pasti bisa,aku yakin,aku akan mengabulkan permintaanmu,apapun yang kamu inginkan jika kamu mau melakukan itu untuk saya,''bujuknya
,''ta..tapi..,''
,''katakan apa keinginanmu aku pati bisa mengabulkannya,''
,''kalau memang bener-bener bisa mas,sebenarnya keinginanku itu sederhana,aku pengen semua ini berakhir seperti mimpi,saat aku terbangun aku sudah berada dikamarku,saat keluar kamar ada ibu tiriku yang menyambutku dengan hangat dengan makanan yang enak-enak,serta Gwen yang tidak usil padaku lagi,''
,''hanya itu,''katanya enteng
,''memang bisa,''
beberapa saat kemudian entah setan apa lagi yang membuatku mau melakukan permintaan yang sepertinya mustahil untuk kulakukakan itu.
lelaki yang kelihatan pucat akibat sakit yang menyerangnya itu memegangi tambang dibibir sumur,sedang aku pelan-pelan menuruni mulut sumur,dengan irama jantung bak bedug aku dengan lincah melesat kebawah,terus dan terus.semakin kebawah semakin gelap,beberapa menit kemudian aku sampai didasar sumur,didalam sini tak begitu banyak air,mungkin karena musim kemarau menyebabkan hanya sebatas mata kaki air yang tersisa.
aku kemudian jongkok dan mengarahkan jemariku ke kanan dan kekiri menggaruk tananh dan lumut,mencari bunda bulat kecil yang disebut cincin.
,''dimana sich..,lagian kenapa aku m,au saja turun kebawah sini,masalahku sudah cukup berat malam ini,''
akhirnya dibawah batu seukuran setengah kepal aku menemukan benda yang dimaksud,aku mengocoknya diair dan sedikit kugigit sekedar memastikan itu cintin bukan baut sepeda atau semacamnya.
setelah mendapat apa yang kucari aku bergegas naik,dan ternyata tak semudah waktu turun,aku harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk kembali kepermukaan,kujejakkan kaki kiriku kedinding sumur yang licin akibat lumut,lalu ganti yang kanan,sesekali kembali terperosok kebawah,namun aku coba lagi,begitu seterusnya selama hampir setengah jam,
saat merasa sudah dekat dengan permukaan aku menjulurkan tangan keatas dan meraih mulut sumur,mengangkat pinggul dan sebelah kakiku untuk segera keluar dari lubang tua yang tadi siang menelan korban itu.
,''ini dia cincinnnnnn,''belum sempat aku melanjutkan perkataanku,tiba-tiba aku terkejut saat yang memegangi tali itu sudah bukan lelaki ganteng ternyata pocong yang sedari tadi menerorku,
bruakkkk aku jatuh pingsan.
**********************
kepalaku masih sedikit pusing,kucoba membuka mataku sedikit demi sedikit,kutarik nafas beberapa kali,
setelah cukup segar aku bangun dari tempat aku berbaring,aku mengamati sekeliling,dengan agak linglung.
,''kamarku,aku sudah dikamar,,,??bukannya aku masih di..,''
,''eh sayang sudah bangun,,ini susu sama sarapannya ibu sudah siapkan buat makan pagi kamu,''ibu tiriku tiba-tiba nongol dengan segelas susu dan sepiring nasi goreng.
sungguh peristiwa yang tidak wajar,bertahun-tahun biasanya aku yang melakukan itu untuk ibu.tapi hari ini beliau yang melakukannya untukku.
Sebelum ibu berubah pikiran aku langsung saja menyantap nasi goreng hangat dengan acar timun diatasnya,tak lupa aku teguk beberapa kali susu hangat yang mungkin bisa kunikmati satu bulan sekali.
setelah selesai menyantap makanan aku menuju dapur untuk mencuci peralatan makanku tadi,tapi pemandangan aneh kedua muncul,,Gwen sedang mencuci baju.
,''gweeeennn?? ini mimpi bukan ya?,''
,''eh Saskia sudah bangun,,sini biar aku saja yang nyuci,mulai hari ini semua pekerjaan rumah biar aku yang ngerjain,termasuk nganterin jahitan ibu,''
,''jahitan,,oh iya jahitan ibu kamila gimana? ,''tanyaku penasaran soalanya aku janji akan mengantarkannya sebelum tengah malam
,''sudah diterima og,kemarin ada yang mengantarkannya jadi ga usah khawatir,udah deh kamu nyantai saja,''
***************************
keinginanku terwujud,ternyata ini semua bantuan laki-laki yang kehilangan cincin itu,yang sebenarnya adalah wujud dari pocong penghuni sumur tua.beberapa puluh tahun lalu saat dia hidup dia hendak menikah dengan seorang wanita bernama Ida Rusmita yang kemarin siang aku lihat sudah menua yang duduk dikursi goyang,rumah tua itu dulunya adalah rumah sipocong yang juga tempat resepsi pernikahan,naas saat sang pengantin pria hendak mencuci muka cincin yang ada disakunya terjatuh dan saat hendak meraihnya dia juga ikut tertelan kedalam sumur dan akhirnya meninggal,sejak saat itu sipocong berusaha meminta bantuan seseorang untuk mengambilkan cincin untuk diberikan kembali kepada calon pengantin wanita.
perubahan sikap Gwen dan ibu juga akibat ulah sipocong,saat aku pingsan setan itu membawaku ke rumah menemui ibu serta mengancam akan menghantui mereka jika masih semena-mena denganku,jahitan ibu kumala mungkin juga dia yang mengantarkannya.
benar kata pepatah berakit-rakit kehulu berenang-renang ketepian dikejar pocong dulu makan nasi goreng kemudian,,hi.hi.hi.hi.hiiiii
TAMAT
loading...
loading...
loading...
Ads Kanan Khusus Desktop

Cerita Hantu

Kumpulan Cerita Hantu Seram Bikin Merinding,Kisah nyata terbaru 2019

Text Widget

Sample Text

About Me

Followers

Statistik Web:

Blog Archive

Blog Archive

Categories

Labels

Labels

loading...
Terima Kasih Terlah Berkunjung
Jika anda tertarik dengan blog kami bisa like fanspage kami


×

Ordered List

Iklan Atas Artikel

Popular Posts

Iklan Tengah Artikel 1

Pages

Iklan Tengah Artikel 2

Download

Iklan Bawah Artikel

Recent Posts

Unordered List